slogan leutika prio

Katalog Buku

721. Keep Moving Forward

Keep Moving ForwardKetika tubuh kita semakin rapuh karena umur, ketika tubuh kita menjadi lumpuh karena banyak hal, apa yang bisa kita lakukan untuk menjalani hidup? Dalam keterbatasan kita, sebagai manusia dan warga negara yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama, kita dituntut untuk belajar mandiri. Namun, bagaimana jika memang kita sudah tidak mampu untuk melakukannya lagi? Sebuah kepedulian memang merupakan hak bagi kaum disabilitas. Kerja sama antara kaum disabilitas serta msyarakat yang sehat, tentu akan b

722. Kegawatan pada Kasus Trauma

Kegawatan pada Kasus TraumaAsuhan keperawatan yang baik dan benar berawal dari pengetahuan dan pemahaman konsep tentang teori terkait dengan kasus yang akan dikelola. Konsep teori tersebut meliputi konsep dasar, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi, manifetasi klinis, pemeriksaan penunjang dan diagnosa keperawatan yang muncul serta komplikasi. Semakin banyak kasus trauma yang terjadi membuat profesi kesehatan harus terus meningkatkan dan update guna memberikan pelayanan yang baik kepada pasien di Rumah Sakit dan mahasiswa atau edukator di Pendidikan. Kegawatdaruratan trauma merupakan bagian dari bahan kajian yang ada pada mata kuliah keperawatan gawat darurat I tentang tatalaksana kegawatdaruratan beberapa sistem. Buku ini berisi tentang konsep teori kegawatan: 1. Trauma Kepala 2. Trauma Thoraks 3. Trauma Abdomen 4. Trauma Spinal 5. Trauma Muskuloskeletal 6. Trauma Ekstremitas setelah membaca buku ini, pembaca diharapkan mampu menguasai konsep dasar kegawatan pada kasus trauma dan bisa menjadi acuan dalam pembuatan asuhan keperawatan yang baik dan benar

723. KEHAMILAN YANG MENAKJUBKAN

KEHAMILAN YANG MENAKJUBKANSebuah buku yang mengupas pengalaman nyata para ibu saat menjalani kehamilan. Dilengkapi pula oleh penuturan beberapa suami ketika menghadapi isteri yang sedang hamil.

724. Kehidupan Purba 1.200 Tahun Kampung Adat BENA Tertua di Flores dari Zaman Megalitikum

Kehidupan Purba 1.200 Tahun  Kampung Adat BENA Tertua di Flores dari Zaman MegalitikumKetika setelah aku menjalani traveling ke Kampung Adat Bena serta menyusuri sebagian Pulau Flores ini, aku mendapatkan jawaban dari sebuah pertanyaanku tentang perjuangan dan merawat kehidupan. Karena, keadaanku yang sangat terbatas ini, kadang kala aku susah sekali untuk terus berjuang, untuk masa depanku. Tetapi ternyata, kehidupan masyarakat purba Kampung Adat Bena yang sudah berumur lebih dari 1.200 tahun lalu, sangat intens untuk merawat dan memperjuangkan masyarakatnya untuk tetap hidup dalam kebersahajaannya, bukan semata-mata saat ini adalah masa-masa modern dan mereka menjadi masyarakat yang modern. Semuanya berawal dari keluhuran jiwa masyarakat purba, dan jika kita amati dengan seaksama, kebersahajaan merekalah yang mampu membawa kehidupan kita di zaman modern itu, bisa survive. Mereka hidup dengan sederhana dan damai dalam 9 suku yang tinggal di sana di 45 rumah-rumah adat mereka. Sungguh sikap yang sederhana dan sangat bersahaja, juga ketika mereka menyambut kami dari Jakarta yang excited banyak bertanya dan mereka menjawabnya dengan senyum hormat. Belajarlah kita lewat kehidupan mereka yang tenang dan damai.

725. Kehidupan Purba 1.200 Tahun Kampung Adat BENA Tertua di Flores dari Zaman Megalitikum

Kehidupan Purba 1.200 Tahun  Kampung Adat BENA Tertua di Flores dari Zaman Megalitikumetika setelah aku menjalani traveling ke Kampung Adat Bena serta menyusuri sebagian Pulau Flores ini, aku mendapatkan jawaban dari sebuah pertanyaanku tentang perjuangan dan merawat kehidupan. Karena, keadaanku yang sangat terbatas ini, kadang kala aku susah sekali untuk terus berjuang, untuk masa depanku. Tetapi ternyata, kehidupan masyarakat purba Kampung Adat Bena yang sudah berumur lebih dari 1.200 tahun lalu, sangat intens untuk merawat dan memperjuangkan masyarakatnya untuk tetap hidup dalam kebersahajaannya, bukan semata-mata saat ini adalah masa-masa modern dan mereka menjadi masyarakat yang modern. Semuanya berawal dari keluhuran jiwa masyarakat purba, dan jika kita amati dengan seaksama, kebersahajaan merekalah yang mampu membawa kehidupan kita di zaman modern itu, bisa survive. Mereka hidup dengan sederhana dan damai dalam 9 suku yang tinggal di sana di 45 rumah-rumah adat mereka. Sungguh sikap yang sederhana dan sangat bersahaja, juga ketika mereka menyambut kami dari Jakarta yang excited banyak bertanya dan mereka menjawabnya dengan senyum hormat. Belajarlah kita lewat kehidupan mereka yang tenang dan damai.

726. Kekasih yang Tak Diinginkan

Kekasih yang Tak DiinginkanSepertiapakahrupakerinduan yang menolakpertemuan? Sepertiapakahrupacintapadakekasih yang takpernahdiinginkan? Apakahiaselayakkehidupan yang mengingkariadanyakematian? Kerinduansepertiapakah yang dapatkugambaruntukmenarikgaris-garis agar sampaipada-Mu? Kerinduandalamkecemasanku ; apakahEngkauakanmemalingkanWajah-Mu?

727. Kekuatan disabilitas dalam Paralimpiade Tokyo 2020

Kekuatan disabilitas dalam Paralimpiade Tokyo 2020Disabilitas memang dianggap sebagai orang yang “tersingkir” dan tidak perlu masuk di dunia persaingan dengan orang non-disabilitas. Disabilitas memang dianggap sebagai orang yang perlu dan patut dikasihani dan dilindungi, dan tidak perlu berjuang untuk sebuah kebanggaan. Sebaiknya hanya duduk diam dan aka nada orang yang membantunya. Tetapi, kenyataannya tidak demikian, karena memang ada yang benar membantu bagi personal disabilitas? Tidak semua keluarga yang bisa membantu, bahkan negarapun dangat terbatas untuk membantu. Sehingga, para disabilitas pun harus berjuang untuk kehidupannya, termasuk para atlet disabilitas, yang pada kenyataannya sangat memprihatinkan di beberapa Negara. Tetapi, apapun yang terjadi bagi disabilitas itu adalah kenyataan, yang harus diantisipasi untuk memperoleh kehidupan yang aman dan nyaman. Tidak ada yang bisa mendukung para disabilitas itu, selain dirinya sendiri. Dukungan keluarga dan Negara pun, tidak mungkin sedetail yang disabilitas butuhkan, sehingga mereka poun harus tidk boleh manja. Para atlet disabilitas pun, alau sudah mengharumkan nama Negara masing-masing, tetap harus berjuang untuk hidupnya. Dan, keberlanjutan kehifupan mereka, sekali lagi, sangat bergantung pada emangatnya untuk terus survive, sampai Tuhan memanggilnya pulang …… Dan, inilah realitas bagi kaum disabilitas (termasuk atlet-atletnya) dunia …..

728. KEKUATAN-KEKUATAN POLITIK LEMBAGA NEGARA, ORMAS, MAHASISWA, BIROKRASI, MILITER DAN MEDIA

KEKUATAN-KEKUATAN POLITIK LEMBAGA NEGARA, ORMAS, MAHASISWA, BIROKRASI, MILITER DAN MEDIABuku ini merupakan kumpulan dari hasil diskusi dan proses pengamatan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menyikapi isu-isu kekinian terkait kekuatan-kekuatan politik di Indonesia. Kompilasi hasil diskusi ini memberikan makna bagi generasi millineal untuk senantiasa mengembangkan daya kritis dalam merespon isu-isu yang berkembang saat ini. Banyak pandangan dan prespektif yang hadir terkait isu tersebut sehingga diharapkan buku ini mampu memberikan sisi lain untuk melihat kekuatan-kekuatan politik yang selama ini bermain dan mempunyai posisi penting didalam setiap proses pergantian kepemimpinan ataupun perebutan kekuasaan terjadi. Hal-hal yang tidak pernah menjadi bahasan penting seperti posisi perempuan dalam konteks politik, mahasiswa serta media akhirnya mendapat sorotan dari mahasiswa untuk didiskusikan dan dinarasikan dalam bentuk tulisan didalam buku ini. Buku ini merupakan salah satu wujud nyata, bahwa generasi muda mampu merespon isu-isu yang ada dengan narasi dan pemikiran yang luas. Buku ini juga masih jauh dari sempurna karena masih membutuhkan narasi dan analisis yang tajam terkait isu yang berkembang. Pokok-pokok kekuatan politik yang dijadikan bahan diskusi dan dinarasikan dalam buku ini diharapkan menjadi awal bagi generasi millenial untuk mampu merespon isu dengan narasi analisis yang baik dan tajam.

729. Keliling Asia Tenggara Luar Dalam

Keliling Asia Tenggara Luar DalamCutinya di-approve selama satu bulan! Jarang-jarang karyawan bisa cuti sebulan penuh tanpa diganggu kerjaan sama sekali. Dia menggunakan waktu cuti itu untuk keliling beberapa negara Asia Tenggara: Malaysia, Singapura, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Laos. Buku ini menceritakan sebagian besar dari perjalanan itu. Ternyata, tidak sulit untuk bisa keliling negara orang sendirian di zaman sekarang, asal punya jaringan yang bagus untuk bisa akses Google Maps! Tidak perlu lancar-lancar amat Bahasa Inggris-nya karena ada Googe Translate! Toh, orang sana juga banyak yang tidak bisa Bahasa Inggris. Perjalanan selama sebulan ke enam negara itu, tidak sampai Rp20 juta. Terinci ada dalam buku ini. Banyak pengalaman menarik yang bisa berbeda tiap kota: ramainya orang Indonesia di KL, banyaknya burung gagak di Melaka, disandera imigrasi Singapura 18 kali, ketemu teman kamar hostel dengan tato sebadan-badan waktu di Hatyai, ketemu ganja legal di Thailand, bisa pakai tiga mata uang di Poipet, kagok dengan jalan di kanan dan setir di kiri mobil, dapat cerita gimana Vietnam bisa kalahkan Amerika, susahnya cari makanan halal, ketemu orang Indonesia yang jaga hostel di Vientiane, dan masih banyak lagi. Rencana ke Myanmar dicoret karena masih ada konflik internal. Buku ini menarik karena penulis mendeskripsikan apa yang dialaminya dalam perjalanan, sehingga pembaca seakan-akan ikut dalam perjalanan. Hal serupa pernah dilakukan penulis, jalan-jalan keliling Sumatera selama tiga bulan, yaitu tahun 2012. Catatan perjalanannya diabadikan dalam buku

730. Keliling Gegunungan Luar Dalam

Keliling Gegunungan Luar DalamIni adalah catatan perjalanan seorang karyawan biasa dalam mendaki gunung. Dia menggunakan waktu weekend atau waktu cutinya untuk mendaki. Sepanjang 2022, sebanyak 19 gunung didakinya. Buku ini menceritakan sebagian besar dari perjalanan itu. Banyak profesi dan karakter yang dia temui. Ada dokter, pengacara, perawat, arsitek, pramusaji, tukang nasi goreng, tukang ojeg, juru ukur tanah, pengangguran sukses, mahasiswa, siswa, pemain sinetron, pustakawan, instruktur yoga, wah macam-macam deh. Kalau karyawan kantoran mah ya banyak banget. Juga pengalaman menarik yang bisa berbeda tiap gunung: Ojeg Sumbing dengan penumpang di depan, porter Rinjani dengan pikulan dan sandal jepitnya, rantai ban ojeg Argopuro, macetnya jalur pendakian Gede, babi ganas (bagas) Ciremai, perosotan di jalur Burangrang, dan masih banyak lagi. Buku ini menarik karena penulis mendeskripsikan apa yang dialaminya dalam perjalanan, sehingga pembaca seakan-akan ikut dalam perjalanan. Hal serupa pernah dilakukan penulis, jalan-jalan keliling Sumatera selama tiga bulan, yaitu tahun 2012. Catatan perjalanannya diabadikan dalam buku

Leutika Leutika