slogan leutika prio

Katalog Buku

981. Menembus Batas

Menembus BatasBuku Menembus Batas bercerita tentang suka duka para Sarjana Pendidikan Makassar dalam melaksanakan profesinya sebagai guru kontrak setahun di Papua. Terlau banyak sisi kreativitas dan humanisme yang dibahas dalam buku ini. Oleh karena itu besar harapan buku ini bisa memberikan sedikit sudut pandang kebijaksanaan dalam mendidik di daerah terdepan, terluar, dan terpencil.

982. Menengok Jendela Dunia

Menengok Jendela DuniaMenengok Jendela Dunia berisi catatan perjalanan 13 karyawan Pupuk Kaltim yang telah bepergian di lima benua. Tulisan-tulisan tersebut mewakili perjalanan dinas, tugas belajar, rekreasi di sela dinas para karyawan, mereka masih sempat menengok dan menikmati indahnya dunia di sekitar penugasannya. Sebagian menggambarkan bagaimana perasaan seorang karyawan yang melihat dunia lain dan dapat menjejakkan kaki ke tanah kehidupan bangsa lain. Ada yang begitu detail menggambarkan suasana. Ada satu dua refrensi yang dikutip. Juga obrolan sepintas dengan masyarakat lokal. Semua bisa memperkaya bahan cerita. Para penulis dari berbagai generasi mengurai dan bercerita tentang pengalaman mereka dalam buku ini. Peristiwanya juga berbeda waktunya. Tentunya juga berbeda sudut pandangnya. Para penulis tersebut adalah : Prabowo, Mudjib Utomo, Wagiyo, Praharso, Wien Hartono, Ezrinal Azis, Supriyoto, Manik Priandani, Hanggara Patrianta, Sunaryo Broto, Muhammad Burmansyah, Mustanginah dan Awaliyah Noor Baroroh. Gaya penulisan bebas, sesuai gaya dan kebiasaan masing-masing makanya terkesan tulisan ini seperti gado-gado. Tak apa. Gado-gado kan enak juga he..he.. Tulisan berawal dari tempat terdekat yaitu Malaysia dan Singapura. Lalu merembet ke Laos, Vietnam, dan Kamboja. Menyeberang ke Nepal dan Thailand. Lalu ke negeri ras kuning, Jepang, Korea Selatan, Taipeh dan China. Menyeberang ke negeri Saudi Arabia, Bahrain dan Yordania. Benua terdekat Australia, terutama Sydney dan Pert. Menikmati negeri-negeri beriklim dingin Eropa. Di beberapa negara Paris, Itali, Skandinavia sampai negeri Dewa-Dewi,

983. Meneropong Industri Media Massa

Meneropong Industri Media MassaBuku Meneropong Industri Media Massa ditulis oleh para mahasiswa Pascasarjana Sosiologi UMM yang memilih konsentrasi Sosiologi Komunikasi. Para penulis terdiri dari praktisi pers, dosen, humas, dan pemerhati media. Isi buku memaparkan fakta-fakta institusi media massa yang dijalankan secara bisnis sehingga seringkali meninggalkan fungsi media massa sebagai pilar ke empat dalam sistim kenegaraan. Sebagai institusi bisnis, kekuatan konsentrasi media terbukti lebih memihak kepentingan bisnis sang pemilik, dunia usaha, dan kekuatan-kekuatan sosial yang dominan. Konsentrasi kekuatan tersebut mempengaruhi kecenderungan manajemen (pengelolaan) media, isi media, dan agenda media.

984. Meneropong Jakarta dari Hati Nurani

Meneropong Jakarta dari Hati NuraniHidup di Jakarta itu memang tidak gampang. Bukan hanya karena Jakarta adalah ibu kota negara dan penuh sesak dengan warga masyarakat serta perpaduan budaya lokal dan internasional—karena Jakarta sudah berada dalam ‘kota dunia’ saja—, tetapi karena Jakarta sekarang lebih menonjolkan pembangunannya secara fisik, meskipun belum melihat kenyamanan apalagi kemanannya. Sebagai arsitek dan urban planner, saya sangat terobsesi untuk memperbaiki Kota Jakarta sebagai tempat tinggal yang nyaman. Saya buk

985. Mengabadikan Kita : Tentang Perjalanan Senja

Mengabadikan Kita : Tentang Perjalanan SenjaAku namai ini rindu sebuah debaran dada sebelah kiriku dan baris puisiku yang tak mampu aku tuliskan hingga entah. Aku masih menunggu di sini, Nona. Di tepian telaga ketika senja merayap diam dalam rintik matamu. Aku rindu. Jika kamu adalah pagi, aku akan selalu merindukanmu seperti nyanyi puisi yang mencintai sajaknya Suatu kejutan yang tak terkira bisa memenangkan sebuah event yang luar biasa ini. Sebelumnya saya hanya coba-coba buat ikut event BYT ini untuk mencari pengalama

986. Mengajakmu Bermain Layang-Layang

Mengajakmu Bermain Layang-LayangMengajakmu Bermain Layang-layang “… membuat saya teringat banyak hal dan pada akhirnya kembali merenungkan “hakikat” jalan.

987. Mengalir Bukan Air: Percikan Spirit Hidup

Mengalir Bukan Air: Percikan Spirit HidupMembaca buku ini, kita mendapati goresan-goresan pena yang mungkin biasa-biasa saja. Di balik itu, ada semacam refleksi untuk memaknai dan menjalani hidup.

988. Menganggur Bukan Kiamat

Menganggur Bukan KiamatTidak salah kalau Anda membeli buku ini sebagai pedoman untuk menghadapi masa pengangguran dan bagaimana caranya agar segera mendapatkan pekerjaan.

989. Mengapa Al-Qur`an Mudah Dipahami

Mengapa Al-Qur`an Mudah DipahamiMungkin sebagian kita – kaum muslimin – selama ini masih mengira bahwa Al-Qur’an itu sulit dipahami. Padahal, sebaliknya, Al-Qur’an mudah dipahami. Di buku kedelapan ini, “Mengapa Al-Qur’an Mudah Dipahami”, dengan mengutip kitab karya Sayid Qutb, al-Tashwir al-Fanniy fi al-Qur’an (Gaya Bahasa dalam Al-Qur’an), saya ingin ngomong bahwa Al-Qur’an itu mudah dipahami. Benarkah Al-Qur’an itu mudah dipahami? Mengapa Al-Qur’an mudah dipahami? Dan, bagaimana Al-Qur’an bisa dipahami dengan mudah? Inilah topik pembahasan buku Mengapa Al-Qur’an Mudah Dipahami yang perlu Anda baca.

990. Mengapa Al-Qur’an Mudah Dipahami

Mengapa Al-Qur’an Mudah Dipahami“Al-Qur’an itu indah, mudah diingat, dan sulit dilupakan karena disusun dari huruf-huruf yang mudah diucapkan meskipun oleh anak yang baru bisa berbicara. Yang kedua, huruf-huruf itu ditata sehingga menjadi jalinan yang kuat dan rasional. Ibarat manusia. Manusia itu merupakan tatanan dari sel lalu menjadi organ-organ yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga menjadi manusia yang cantik dan tampan. Oleh karena itu, dengan membaca buku ini akan terantarkan untuk mengenali keindahan Al-Qur’an.”

Leutika Leutika