Menyiasati Writer Block Dengan Prompt Writing
Posted: 07-07-2011 10:11Sender:
Banyak penulis pemula seperti saya mengeluh jika sudah terhadang oleh yang namanya writer block. Dalam dunia tulis-menulis, writer block ternyata bukan hanya terjadi pada penulis pemula saja, melainkan juga bisa terjadi pada penulis-penulis besar dengan karya-karya yang sudah mendunia. Bedanya, penulis berpengalaman sudah tahu bagaimana caranya mengakali momen stuck saat menulis seperti ini. Banyak tips dan triks yang dibagikan di blog-blog mereka atau dalam buku-buku belajar menulis ala mereka. Tip/trik tertentu mungkin berhasil untuk beberapa orang, tapi tidak pada penulis lain yang berusaha menerapkannya. Bagaimana pun menulis pada akhirnya adalah pekerjaan hati dan rasa.
Saya sendiri awalnya sempat putus asa saat ide yang ditunggu-tunggu tidak kunjung datang. Padahal tangan sudah gatal ingin menari-nari di atas keyboard. Apa daya, otak seperti tidak mau bekerja sama untuk memberikan satu saja ide untuk tulisan yang akan dibuat. Terkadang overthinking justru malah membuat otak semakin tumpul karena perasaan semakin tertekan. Tertekan karena belum satu huruf pun juga yang saya ketikkan dalam waktu hampir satu jam.
Beberapa penulis terkenal menyarankan untuk step back sejenak jika kita berhadapan dengan situasi seperti ini. Saya pernah mencobanya. Tapi ternyata cara tersebut tidak berhasil bagi saya. Mundur sejenak dari kegiatan menulis kreatif justru makin membuat perasaan saya semakin jauh dari ide-ide kreatif yang ingin saya tumpahkan. Well, saya harus mencoba cara lain.
Beruntung sekali saya memulai hasrat menulis saya pada era internet seperti sekarang ini. Di mana tips dan triks menulis kreatif bertebaran gratis! Wahahaaa, lumayaaan…
Salah satu yang saya temukan melalui saran dari seorang sahabat penulis adalah trik yang disebut dengan prompt writing. Apa itu prompt writing? Literally, prompt writing berarti menulis cepat. Tapi dalam penulisan kreatif, terutama karya fiksi, prompt writing bisa berarti menulis sesuatu yang berangkat dari sebuah ide yang bisa saja berbentuk satu kata atau satu kalimat atau bahkan beberapa kalimat pendek. Prompt dalam hal ini berarti kalimat pemancing ide.
Di internet banyak sekali situs yang menawarkan prompt writing ini dengan kreatifitas yang luar biasa ‘gila’. Saya sampai terkagum-kagum menemukan betapa banyaknya sebenarnya ide yang bisa kita petik begitu saja untuk kemudian kita jadikan sebuah tulisan. Prompt pertama yang menarik perhatian saya adalah: “Tanyakan pada seorang yang buta dari lahir, apa itu merah!” Dari sana saya berhasil membuat sebuah cerpen yang mengeksplorasi rasa sebuah warna merah. Bayangkan! Sebelumnya saya bahkan tidak pernah memikirkan bahwa warna bisa memiliki rasa.
Lalu kemudian ada juga prompt: “Kamu bermimpi tentang satu orang yang sama setiap hari dan dia tidak kamu kenal sama sekali. Kemudian hari kamu berpapasan dengannnya. Apa yang akan kamu lakukan?” Berangkat dari prompt itu saya berhasil menyelesaikan sebuah cerpen yang lucu dan menggelitik dan mengeksplorasi sisi jahil diri saya. Beberapa waktu yang lalu saya membuat sebuah cerpen secara kolaborasi bersama seorang teman yang berangkat dari prompt: “Kamu terlalu lama menghabiskan waktu di depan komputer, tiba-tiba komputermu mengajakmu bicara. Apa yang akan kalian bicarakan?” Proudly saying, cerpen tersebut sempat menjadi headline di sebuah situs blog terbesar di Indonesia saat ini.
Menemukan prompt untuk bahan menulis tidaklah sulit. Bagi anda yang rajin sekali bermain-main di Facebook atau Twitter, status atau twit teman-teman anda bisa menjadi pencetus ide untuk tulisan anda. Saya pernah membaca sebuah status yang berbicara tentang kecemburuan seorang teman. Akhirnya saya berhasil menyelesaikan sebuah cerpen tentang cemburu seorang istri kepada suaminya yang awalnya tampak seperti ide yang sepele.
Intinya, ide memang sesuatu yang ‘nakal’. Saat kita ingin sekali bertemu dengannya, kadang ia mengajak kita bermain-main dengan terbang sesuka hati ke tempat-tempat yang tidak kita sangka-sangka sebelumnya. Untuk menangkapnya, kita harus menjadi ‘nakal’ juga. Lirik-lirik ke sana ke mari untuk bisa menemukannya sebagai sesuatu yang unik. Jangan putus asa, karena dia ada di mana-mana. Bahkan saat kita merasa jemu untuk menulis, ide itu tetap ada di sekeliling kita, menunggu untuk ditangkap dan bermain bersama. Selamat bermain.
by: Winda Krisnadefa