Munculnya Ide-ideku
Posted: 05-03-2012 09:33Sender: Ramadhan Ali Sofyan
Banyak yang bertanya bagaimana saya bisa membuat cerita-cerita itu? dan alhamdulillah ada yang share keteman-temannya masing-masing, ada juga yang bilang merinding saat baca, ada yang bilang, "Sedih banget ceritanya!". Terharu bin senang mendengarnya. Lalu apa jawabannya dari pertanyaan di awal paragraf ini tadi?
Jawabannya sederhana kok, kita sedikit peka dengan apa saja yang ada di sekitar kita. Jangan sekali-kali kita menutup mata dan telinga seakan-akan cuek dengan semua itu, ketahuilah, ide dan imajinasi tidak datang dengan sendirinya, tapi akan datang jika tubuh, pikiran dan mata kita siap untuk menerima hal apapun yang akan masuk, baik negatif atau positif. Karena dalam sastra semua pemikiran adalah sah adanya, yang menjadi kendala adalah penilaian di masyarakat nantinya saat kita menerbitkan atau mengenalkan karya kita kepada orang luas nanti.
Saya akan jabarkan sedikit di postingan ini, dan mohon di garis bawahi, bahwa postingan saya ini hanya bersifat individual saya saja, bukan diambil dari buku-buku atau artikel-artikel, maupun pelajaran sastra yang pernah saya lewati selama kuliah, semua di dalam tulisan ini murni pemikiran dari saya untuk memudahkan anda menemukan ide-ide menarik yang nantinya mungkin akan bisa membantu anda meringankan masalah-masalah anda, atau setidaknya menjadi hiburan tersendiri untuk saat di waktu "istrahat" anda.
Jangan Abaikan Hal Sekecil Apapun Karena itu akan Menjadi Awal Cerita Anda
Ini merupakan hal termudah yang dapat anda lakukan untuk mendapat ide atau inspirasi dengan cara cepat. Namun fakta yang sering di dapat pada diri anda adalah kecuekan anda. Dari pengamatan yang saya lihat dari keseharian saya selama hidup ini, semakin tinggi status soial kita, semakin renggang jarak antara kepedulian dan ego kita.
Ini dapat saya ambil contoh ketika saya berada di sebuah pasar tradisonal, walau barang-barang yang dijual disana tidak sesteril dari pada di super market besar atau toko-toko buah yang sudah memiliki gedung sendiri dan ber-AC, namun apa yang akan kita dapat lihat? Senyum, hampir di setiap sudut pasar ada senyuman dan obrolan-obrolan lucu bahkan terkesan banyak kata-kata jorok yang muncul, lalu apa efeknya? kita lihat apa yang bisa di dapat dengan uang Rp 10.000,- jika di belanjakan sayuran atau lauk, seberapa banyak yang bisa kita bawa pulang?
Lalu apa pengaruhnya dengan kemunculan ide?
Begini, semakin banyak otak berinteraksi, semakin banyak pula kata-kata yang harus dikeluarkan, sedikit apapun kata-kata itu membutuhkan beberapa syaraf untuk mengeditnya di dalam otak sebelum dikeluarkan menjadi sebuah kata atau kalimat. Bisa di lihat dari kalimat ketika seorang ibu mau membeli tempe, ketika harga dari penjual tidak terlalu tinggi, kira-kira apa yang akan dikatakan si ibu?
"Mahal banget, bang!" apa kata-kata itu keluar begitu saja?
Tentu tidak, ketika si ibu hendak pergi berbelanja pastilah memiliki bekal yang nanti dibutuhkan di pasar, hal yang utama adalah uang, uang yang dibawapun sifatnya terbatas, itu juga setelah melewati pemikiran dan perhitungan terlebih dahulu sebelum memutuskan "harus membawa berapa banyak uangnya", benar? nah, jika kini sang ibu berhadapan langsung dengan sebuah harga yang sudah terbilang beberapa banyaknya, secepat lidahnya, otaknya akan bekerja dan berpikir "cukup tidak uangnya" atau "harusnya harganya tidak semahal ini" atau juga perbandingan "masa harganya kalah dengan di super market" dan "kenapa lebih mahal dari daging ya". itu terjadi sangat singkat, sangat cepat sampai si ibu lupa bahwa di sana muncul sebuah inspirasi baru, yaitu inspirasi bagaimana cara dia memangkas pengeluarannya.
Itu contoh singkat dari peristiwa tersbut, bagaimana kalau saya menghadapi hal tersbut atau bertemu dengan si ibu yang seperti itu di tengah hari saya? Dengan kapasitas : saya bukan si ibu, saya bukan bagian dari keluarga si ibu, sehingga saya tidak tahu seberapa banyak uang yang ia miliki, sekaya apa dirinya, dan berkerja apa si ibu untuk menghidupi anak-anaknya.
Hebat!!! anda baru menemukan ide baru lagi, sekarang segera di putuskan saya harus berpikir kearah mana untuk menceritakan ibu ini. Masih sulit di mengerti, akan saya tuntun.
Setelah anda mengetahui ibu ini bilang mahal pada harga yang ditawarkan si penjual, jika saya, saya akan berpikir sederhana terlebih dahulu, "ibu ini tidak membawa uang lebih, sehingga ia harus mendapatkan barang apapun dengan harga yang terjangkau dengan uang yang dibawanya" tapi jika anda ingin membuat cerita sebuah cerpen tidak bisa sesingkat itu berpikir, perpanjanglah, seperti : "jika ibu ini harus memangkas pengeluarannya, maka ibu ini tergolong kurang mampu, atau ada keperluan yang lebih besar nanti, sehingga ia harus mendapatkankembalian dari belanjaannya", nah... sekarang anda akan bisa menceritakannya ke dalam sebuah kertas dalam beberapa kalimat. Jika masih terlalu pendek dalam cerpen buatlah sedikit lebih kompleks, "jika ibu ini ada keperluan lain yang lebih penting, lalu kenapa ia mamaksa membeli belanjaan yang ia bilang mahal tadi, apa ada sesuatu yang harus ia peroleh dari barang tersebut, yang natinya akan membawa efek dalam hidupnya atau anak-anaknya?"
Jika mencapai titik pemikiran itu, maka ego anda harus bermain, kepicikan pada sastra bisa di benarkan kok, buatlah pemikiran baru lagi "makanan yang di konsumsi anak-anaknya kurang memadai, sehingga jika si ibu membeli barang ini (tempe misalnya) maka ada kemungkinan kelaparan yang mereka alami sedikit terobati"
Berpikir picik yang saya maksud adalah pikiran negatif yang muncul di otak kita ketika melihat sesuatu yang "serba kurang" baik pada diri kita atau orang lain, jika dari ide di atas, pemikiran picik saya adalah "KELAPARAN". Kata "lapar" membawa efek yang lebih tinggi dari apa yang tertulis dan terlihat di mata anda saat ini. baik sebab maupun akibatnya. Jika anda mampu memanjangkan pemikiran anda, maka anda akan mendapat apa penyebab mereka kelaparan, ayahnya yang sudah tidak ada lagi atau perkerjaan si ibu atau si bapak yang penghasilannya pas-pasan. NAH!!!! Ide bertema SOSIAL-pun kita sudah dapat!!!
Lebih kompleks lagi, ketiadaan sang ayah juga dapat memicu kekreatifitasan anda lebih dalam. Berpikirlah, kata "tiada" pada diri manusia bisa bertanduk banyak dan bercabang, contohnya bisa diartikan "meninggal dunia" atau "menghilang". Hahaha.... hebat bukan? itulah kekuatan imajinasi, dimana anda mau berpikir di situ anda bisa memulai cerita anda.
Seperti cerita Surat yang saya posting tanggal 25 Juni 2010, saya dapatkan ide itu dari tukang pos yang datang ke kantor saya mengantarkan paket dari rekanan. Hanya itu, saya hanya berpikir : "Apa dia pernah mendapat surat yang aneh ya, seperti alamat tidak jelas, atau orang yang harusnya menerima suratnya itu sudah meninggal?" pertanyaan itu yang mengantarkan saya ke arah cerita yang mengejutkan di dalam pemikiran saya tersbut.
Mulailah Menulis
Jangan meremehkan pemikiran yang telah anda dapat (seperti di atas), jika di simpan dalam pikiran itu akan menjadi sia-sia karena hanya akan memenuhi otak anda. Keluarkan dan mulailah menulis, jika susah, cobalah menulis dalam buku catatan, seperti anda curhat dengan teman anda, "kasihan deh tadi si ibu tidak bisa membeli tempe itu, padahal hanya dua ribu saja." ini akan menarik, ini akan menggelitik otak anda untuk lebih banyak bercerita "kalau dua ribu saja si ibu tidak ada, apa anak-anaknya bisa hidup, ya?" hehehe...
Jadi selamat bercerita....
Jangan Berhenti Berpikir dan Menulis
Ini yang harus di waspadai, saat anda mulai merasa lelah dengan apa yang ada dalam pikiran anda, maka tidak akan ada ide-ide menarikpun yang dapat anda terima.
Jangan salahkan kemauan (mood) anda, bagi seorang seniman atau manusia yang peka, pemikiran seperti : "tidak ada mood" tidak boleh ada. Karena dengan "TIDAK ADANYA KEMAUAN" maka akan muncul "MALAS", buruknya "MALAS" ini candu, akan berdampak panjang dan terus menerus, sebab logikanya adalah jika anda malas anda tidak perlu melakukan apapun, jika tidak perlu melakukan apapun, maka tenaga anda tidak akan keluar, jika tidak mengeluarkan tenaga, maka andapun tidak akan pernah merasa lelah, jadi anda bisa bersantai-santai. Inilah kemalasan yang sering terjadi.
Yang harus anda lakukan, motivasilah terus diri anda untuk terus berpikir.
Contoh yang saya ambil pada diri saya adalah dengan adanya dua blog saya ini, motivasi saya adalah blog ini dan diri anda yang membaca blog saya ini. Jika saya malas dan berhenti berkarya, maka anda tidak akan membaca karya saya lagi, jika karya saya tidak ada yang baca, andapun tidak kenal saya, jika tidak ada yang kenal saya, untuk apa saya hidup? Itu yang memotivasi saya.
Cukup itu dulu yang saya sampaikan untuk kesempatan kali ini, terimakasih anda telah meluangkan waktu beberapa menit untuk membaca artikel saya ini. Semoga hadirnya blog ini akan mampu membawa anda menjadi orang yang lebih baik dan dewasa, karena dengan anda semakin banyak berpikir, kedewasaan dan keuletan anda akan terus terasah, dan dengan sendirinya akan merasa lebih baik dari hari-hari sebelumnya.
Terimakasih saya ucapkan sekali lagi.
Sumber : http://www.behindofhanazawarui-pena.blogspot.com (Blogku ^^)
Sumber : http://www.behindofhanazawarui-pena.blogspot.com (Blogku ^^)